Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 4

| 15.04

Floor Guardian - Penjaga Lantai

Aura Bella FioraPrimal Fire Elemental tersebut pelan-pelan meleleh dan menghilang di udara yang tipis. Panas yang dikeluarkan ke udara juga berangsur-angsur menghilang.

Dengan menghilangnya Primal Fire Elemental, Momonga mempunyai firasat bahwa penguasaannya terhadap Fire Elemental juga menghilang. Meskipun Fire Elemental mempunyai kekuatan penghancur dan daya tahan yang luar biasa, damage api yang dimiliki bisa benar-benar tidak efektif. Bagi seseorang dengan agiliti tinggi seperti Aura, Primal Fire Elemental hanya akan menjadi target besar.

Biasanya Aura juga harus kehilangan beberapa health ketika menyerang. tapi karena Mare adalah seorang druid, dia tidak membiarkan hal semacam itu. Faktanya, Mare menggunakan Magic dengan efisien ketika seluruh petarungan untuk membantu Aura dengan menguatkan dia atau melemahkan musuh. Mereka sangat kompeten dalam bermain peran sebagai penyerang atau bertahan dan bisa dikatakan bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Di waktu yang sama, Momonga juga merasa perbedaan antara pertempuran ini dan pertempuran dalam game. Ini adalah pertempuran sesungguhnya.


"Sangat menarik... kalian berdua... melakukannya dengan sangat baik."

Mendengar pujian tulus dari Momonga, kedua anak tersebut tersenyum lebar.

"Terima kasih atas pujiannya Momonga-sama. Sudah lama kami tidak melakukan latihan hebat semacam ini.!"
Keduanya mengusap keringat dari muka mereka, namun setelah melakukannya, mereka bahkan lebih berkeringat, yang berguling-guling di kulit mereka yang gelap.
Momonga dengan pelan membuka kotak item dan mengeluarkan item magic - [Unlimited Kettle] (Ceret tak terbatas.).
Di dalam Yggdrasil ada rasa lapar dan haus, tapi kebutuhan ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan Momonga yang Undead dan oleh karena itu dia tidak pernah menggunakan item ini. Paling banter hanya digunakan untuk tunggangannya. Mirip dengan gelas transparan, ceret itu penuh dengan air tawar. Karena airnya dingin, tetesan air tersebut mulai berkumpul di ceret.
Dia mengeluarkan dua cangkir cantik, lalu memenuhinya dengan air dan memberikannya untuk si kembar:

"Aura, Mare, Kemarilah dan minum ini."
"Huh? Anda baik sekali. Momonga-sama...."
"Ya, magic milikku juga bisa dirubah menjadi air."

Melihat Aura yang terus-terusan melambaikan tangannya dan Mare yang terus-terusan menggoyangkan kepalanya, Momonga pun tersenyum.

"Ini adalah hal yang mudah. Kamu selalu melakukannya dengan baik dan ini adalah rasa terima kasihku padamu."
"Wow ah----"
"Woo Oh----"

Merasa malu dan wajahnya merah, Tangan Aura dan Mare yang dengan malu-malu menerima cangkir tersebut:

"Terima kasih Momonga-sama!"
"Bah.. Bahkan Momonga-sama mau menuangkan air untuk saya!"

Apa perlu mereka segembira ini?
Aura tidak bisa lagi menolak, mengambil cangkir tersebut dengan kedua tangannya dan langsung menghabiskan. Dia menumpahkan tetesan air, yang mengelir ke tenggorokannya lalu menghilang di dadanya. Mare memegang cangkir dengan kedua tangan dan meminumnya dengan tegukan kecil. Melihat cara mereka minum, sifat yang berbeda dari keduanya menjadi semakin terlihat.

Sambil melihat gerakan mereka, tangan Momonga menyentuh  lehernya sendiri. Baginya, masih seperti terasa ada beberapa lapisan kulit.
Tubuhnya sejauh ini tidak merasakan haus bahkan kantuk. Meskipun jelas Undead tidak mempunyai perasaan seperti ini, mengetahui bahwa kamu tidak lagi menjadi seorang manusia membuatmu ingin berpikir bahwa ini semua hanyalah lelucon.
Momonga berlanjut menyentuh tubuhnya. Tidak ada kulit, otot, pembuluh darah, saraf bahkan organ, hanya tulang. Meskipun dia sadar akan hal ini, ini masih terasa tidak nyata dan berkali-kali dia menyentuh tubuhnya.
Rasa sentuhan semakin tumpul dibandingkan dengan manusia. Rasanya seperti menyentuh sesuatu dengan kain tipis diantaranya. Di sisi lain, baik penglihatan maupun pendengaran, indra tersebut semakin tajam.
Ketika ada seseorang yang melihat tubuh yang terdiri hanya tulang, dia akan berpikir bahwa tulang tersebut akan retak dengan mudah. Namun, setiap tulang tersebut lebih keras dari baja.
Dan meskipun benar-benar berbeda dari masa lalu, dia mempunyai perasaan aneh terhadap kepuasan dan penyelesaian. Rasanya seperti beginilah seharusnya tubuh miliknya. Mungkin inilah alasan dia tidak panik ketika tubuhnya berubah menjadi tulang belulang.
"Mau lagi?"

Momonga mengangkat [Unlimited Kettle] dan bertanya pada dua anak tersebut jika mereka ingin minum lagi.

"Uh.. terima kasih! saya sudah cukup!!"
"Benarkah begitu? Bagaimana denganmu Mare? Masih ingin minum?"
"Eh! Uh... Uh.. Saya.. Saya juga cukup. Saya tidak merasa haus lagi."

Mengangguk sebagai balasannya, Momonga mengambil kembali dua cangkir tersebut dan meletakkannya lagi ke dalam kotak item.
Aura tiba-tiba berbisik:

"Aku kira Momonga-sama akan lebih menakutkan."
"Ah? Benarkah? jika memang begitu, dibandingkan dengan sekarang..."
"Sekarang, ini lebih baik! Benar-benar lebih baik!"
"Kalau begitu tetap seperti ini saja."

Mendengar jawaban menggembirakan dari Aura, Momonga merasa sedikit terkejut untuk menjawab.

"Momonga-sama, tentunya anda tidak lembut hanya pada kami saja khan...?"

Menghadapi pertanyaan Aura, Momonga tidak tahu bagaimana menjawabnya dan hanya mengelus kepala Aura.

"Hehehe."

Aura terlihat seperti anak anjing yang menemukan benda kesayangannya yang baru, sementara Mare menunjukkan ekspresi sangat iri.
Tiba-tiba sebuah suara terdengar:

"Huh? Jangan-jangan aku tiba yang pertama?"

Meskipun gaya bicaranya dewasa, suaranya terdengar sangat muda dan sebuah bayangan muncul dari tanah. Bayangan tersebut pelan-pelan berubah menjadi pintu dan seorang individu pun muncul.

Dengan mengenakan gaun yang terlihat lembut, hitam dengan rok yang terlihat berat dan besar. Bagian tubuh atas memakai pita yang berenda menghiasinya dan hampir tak terlihat kulit yang terbuka.
Kata yang tepat untuk menjelaskan fitur wajahnya yang halus seperti lilin yang menyerupai kulit adalah "cantik sesungguhnya". Karena rambutnya yang berwarna perak digulung  menjadi ekor kuda tunggal, namun tidak menutup wajahnya dan mata gelapnya yang memancarkan wajah yang cantik dan menggoda.

Terlihat seperti berusia 14 tahun, atau bahkan lebih muda, tampilannya yang seperti anak kecil terdiri dari satu set sederhana dari manis dan indah, cantik yang sebenarnya. Tapi bagian dadanya terlihat tidak seimbang dengan usianya, terlihat sangat menonjol.

"... Gerak Instan sangat dilarang di dalam Nazarick, bukankah kamu sudah dibilang untuk menggunakan [Portal]? Kamu seharusnya bisa berjalan ke arena, jadi gunakan kakimu Shalltear."
Disamping telinga Momonga datanglah suara tidak sabar. Nada dinging itu bukanlah sifat yang ditunjukkan oleh orang untuk menjinakkan anak anjing, tapi penuh permusuhan.
Mare mulai gemetar lagi dan cepat-cepat meninggalkan sisi saudarinya dengan langkah kecil. Namun, perubahan 180 derajat dari sifat Aura mengejutkan bahkan bagi Momonga.

Gadis yang menggunakan transfer magic tingkat tinggi untuk kemari disebut Shalltear. Dia bahkan tidak melihat wajah seram Aura, yang berdiri disamping Momonga dan malahan, berjalan langsung ke depannya.

Tubuhnya memancarkan parfum yang menarik.
"....... Bau sekali."

Aura bersumpah. menghadirkan ironi dalam ucapannya, "Jangan-jangan ini adalah bau dari Undead, seperti daging busuk."

Melihat Momonga yang mengangkat tangannya karena refleks terhadap baunya, Shalltear dengan tidak senang mengerutkan kening:

"...... Kaliman seperti ini sangat menyakitkan. Momonga-sama juga Undead tau."
"Apa? Omong kosong macam apa yang kamu ucapkan Shalltear? Bagaimana mungkin Momonga-sama adalah Undead biasa?! Dia seharusnya telah mencapai tingkatan di atas Undead atau bahkan level dari dewa Undead."

Mendengar Shalltear dan Mare yang mengeluarkan suara "Ah." dan "En.", meskipun sedikit tidak jelas sekarang, tapi di Yggdrasil, Momonga hanyalah seorang Undead biasa.. Oleh karena itu dia merasa sedikit rendah. Ringkasnya tak ada yang namanya Undead level tinggi atau Dewa Undead di ranah kematian.

"Tidak, tapi kakak, perkataanmu sebelumnya masih sedikit menyakitkan."
"Oh, benarkah? kalau begitu, mari kita coba lagi. *batuk* Jangan-jangan ini adalah bau daging busuk?"
"Itu... itu lebih baik."
Setuju dengan percobaan kedua dari Aura, tangan ramping dari Shalltear bergerak menuju kepala Momonga dan memeluknya:

"Ah, tuanku, satu-satunya pemimpin, wahai tuanku."
Dia membuka bibirnya, sambil memperlihatkan lidahnya yang lembab. Lidahnya seperti hewan, menjilat bibirnya sekali dan berulang-ulang. bau harum keluar dari mulutnya.

Meskipun dia adalah kecantikan mewah yang ideal dan bisa diketahui dengan jelas, karena tampilan usianya orang-orang pasti tersenyum melihat hal yang kontrast ini. Tinggi badannya belum cukup, bahkan jika dia ingin meraih dan memeluk lehernya, akan terlihat seperti bergantung pada leher. Bagi Momonga yang tidak terbiasa dengan para gadis, tingkah seperti ini terasa sangat profokatif. Dia ingin mundur, tapi akhirnya memutuskan untuk tetap bertahan dan tidak bergerak.

Dia punya kepribadian seperti itu? Pikiran ini tiba-tiba muncul di otaknya. Terkenang ke masa lalu, dia teringat bahwa gadis ini diciptakan oleh temannya Peroroncino-san, jadi memiliki kepribadian seperti ini bukan hal yang tidak mungkin. Karena peroroncino menyukai Game-Game Mesum lebih dari siapapun, dia juga sangat bangga untuk berkata "H-GAMES adalah hidupku." Shalltear Bloodfallen adalah karakter yang diciptakan oleh orang payah ini. Karena dia adalah seorang guardian dari lantai satu sampai tiga di dalam Nazarick, "Keturunan Vampir yang asli" dan juga masterpiece dari seorang pecinta H-GAME. Pengaturan atas semua buatannya dipenuhi dengan stereotipe atau peran dari H-GAME.

"... Tunjukkan sedikit Pengendalian diri..."
Untuk pertama kalinya, Shalltear bereaksi terhadap teriakan dalam ini dan melihat Aura dengan ekspresi mengejek:

"Ara, pendek, kamu disini? Karena aku tidak melihatmu tadi, aku kira kamu belum kemari."

Momonga tidak berniat untuk menghalangi apa yang dia katakan, wajah Aura bergetar, tapi Shalltear benar-benar mengabaikan keberadaannya, menghadap Mare dan berkata:

"Pasti susah mempunyai kakak yang abnormal. Sebaiknya kamu cepat-cepat menyingkir dari kakakmu, jika tidak suatu hari mungkin kamu akan seperti dia."

Wajah Mare langsung berubah karena dia tahu maksud Shalltear yang ingin memanfaatkan dirinya untuk memulai pertengkaran dengan saudarinya.
Tapi Aura hanya tersenyum ----
"Berisik sekali, dasar dada palsu."
---- dan seperti menjatuhkan sebuah bom.
"...Omong kosong apa yang kamu ucapkan--!"

Ah, kepribadian Shalltear benar-benar berantakan --- Momonga tak bisa menahan pemikiran seperti ini muncul di otaknya. Shalltear membuka lebar-lebar sifatnya yang asli, gaya bicaranya yang anggun sebelumnya hilang seketika.

"Setiap orang bisa saja langsung tahu hanya dengan sekali lihat -- belahan dadamu terlalu aneh. Pada akhirnya berapa potong yang kamu masukkan kesana huh?"
"Waah - waah -"

Shalltear dengan panik memukul-mukul sekelilingnya mencoba menutupi sisi lain dari statemen tidak sesuai tentang dirinya. Di sisi lain, Aura tersenyum dengan jahat: "Lapisannya terlalu tebal ... bisa bergeser ke atas ketika kamu berjalan, ya khan?"
"Gluck!"

Ditusuk-tusuk dengan jari-jari yang terjulur, Shalltear membuat suara aneh.

"Tepat sasaran! ha ha ha! Kamu tak bisa menyembunyikannya lagi!! jadi itu alasannya, karena kamu khawatir, kamu tidak berjalan melainkan menggunakan [Portal] hah --"
"Diam! Pendek! Kamu saja rata seperti landasan pesawat! Setidak aku masih punya.... bukan, aku punya banyak material disitu!"

Shalltear dengan nekat membalas. Saat ini, Aura menunjukkan senyum yang lebih jahat. Shalltear pun mundur beberapa langkah seperti ketakutan. Dengan refleks, Shalltear menutupi dadanya, menyedihkan sekali.
"... Aku masih 76 tahun jadi masih ada waktu. Tidak seperti dirimu, Undead yang tak punya masa depan. Oh kasih sekali - kamu takkan pernah bisa merasakan masa puber."

Shalltear tidak tahan lagi menggeram dan mundur beberapa langkah. ekspresi tak bisa berkata apa-apa lagi muncul dari wajahnya. Melihat wajah lawannya, Aura menunjukkan senyum yang menakutkan:

"Sebenarnya, aku sangat puas dengan dadaku saat ini! --Poof".

Momonga yakini mendengar suara dari tubuh Shalltear ketika pikiran jernihnya hancur.

"Iblis kecil bau! - Sudah terlambat untuk menyesal sekarang-!"

Kabut hitam keluar dari sarung tangan Shalltear. Aura mengambil cambuknya dan bersiap untuk menghadapinya. Sementara itu, Mare terlihat agak panik.
Pemandangan saat ini terasa akrab tapi Momonga ragu-ragu, apa dia akan menghentikan mereka berdua atau tidak.

Pencipta dari Shalltear, Peroroncino-san dan pencipta dari Aura serta Mare, Simmering Teapot-san adalah saudara kandung yang memang terkadang berisik seperti mereka berdua ini. Dengan kedua orang yang berisik seperti ini di belakang, Momonga teringat masa lalu dengan temannya.

"Berisik sekali."
Sementara Momonga terhanyut dalam lamunannya, makhluk bukan manusia berbicara dalam nada bahasa manusia, sangat tidak cocok dengan penampilannya. Karena suara yang tiba-tiba munculu ini, dua orang yang bertengkar tapi pun berhenti. Melihat dari arah sumber suara, tanpa tahu kehadirannya, mereka mulai merasakan hawa dingin, figur yang berbentuk aneh. Dengan ukuran yang besar sekitar 2,5 meter dan terlihat seperti serangga yang berjalan dengan dua kaki, jika iblis adalah gabungan dari belalang dan semut, maka akan terlihat seperti ini. Dengan ekor panjang dua kali lipat dari tinggi badannya, tubuhnya tertutup oleh duri-duri tajam terbuat dari air yang beku dan rahat kuat yang bisa mematahkan tangan orang.
Kedua tangannya memegang tombak besar, sementara sisanya dua tangan memegang Pentungan yang mengeluarkan cahaya hitam dan sarung pedang yang bengkok yang terlihat seperti untuk pedang besar.
Dengan udara dingin yang menyesakkan nafas, armor yang terbuat dari tulang yang keras, berwarna biru pucat mengeluarkan debu kristal es seperti cahaya yang terang benderang. Di bahu dan punggungnya terlihat seperti mengangkat bongkahan es. Dia adalah Guardian dari lantai 5, "Ice Ruler" (Penguasa es) Cocytus.
Tangannya yang memegang tombak menghentakkan tanah dan dengan pelan membekukan sekelilingnya.

"Permainan kecilmu sudah terlalu jauh..."
"Gadis ini dengan sengaja memprovokasi..."
"Aku tidak melakukannya"
"Woo ahhhh...."
Shalltear dan Aura saling menatap satu sama lain dengan mata yang tajam dan di sisi lain Mare terlihat panik.
Momonga akhirnya tersadar dari lamunannya dan dengan sengaja menggunakan suara kecil untuk memperingatkan mereka berdua:
"... Shalltear, Aura. Hentikan pertengkaran kalian segera."
Mereka tiba-tiba terkejut, tetapi membungkukkan kepala mereka:

"Maafkan saya!"
Momonga mengangguk menerima permintaan maaf mereka lalu membuka mulutnya:

"Kamu datang, Cocytus."
"Menerima perintah dari Momonga-sama, tentu saja saya akan langsung datang."

Kabut putih keluar dari mulut Cocytus, diikuti dengan suara *paji* *paji* dari kelembaban udara yang beku. Dinginnya setara dengan panasnya api dari Primal Fire Elemental. Hanya dengan berada di sekitar suhu serendah ini bisa menyebabkan efek-efek yang mengganggu, tubuh bisa terkena radang dingin karenanya. Tapi Momonga tidak merasakan apapun. Sudah disebutkan sebelumnya bahwa semuanya yang ada isini memiliki daya tahan terhadap api, es dan asam untuk melawan serangan ini.

"Akhir-akhir ini tidak ada penyusup, santai sekali ya khan?"
"Memang benar -"

Dagunya mengeluarkan suara "kakaka" mirip dengan intimidasi lebah, tapi Momonga mengira bahwa Cocytus sedang tertawa sekarang.
"--Meskipun begitu, ada hal yang harus aku lakukan, karena itu saya belum bisa bersantai."
"Oh? Ada hal yang harus kamu lakukan? Maukah kamu mengatakannya apa itu?"
"Ya, latihan. sangat bermanfaat kapanpun, dimanapun."

Meskipun tampilannya tidak menunjukkan seperti itu, Cocytus termasuk ke dalam kelas Warior. Baik kepribadian dan pengaturannya didesain sesuai dengan kelasnya. Jika para guardian di urutkan peringkatnya berdasarkan kemampuannya menggunakan senjata dan kemampuan menyerang, bisa dikatakan bahwa dia tidak mempunyai tandingan.

"Kamu melakukan semua itu untukku khan? kamu benar-benar bekerja keras."
"Tidak sia-sia bekerja keras, hanya untuk mendengarkan ucapan ini. Oh, Demiurge dan Albedo telah tiba."

Mengikuti pandangan Cocytus ke arah pintu masuk arena, setiap orang bisa melihat dua bayangan yang semakin mendekat. Tiba di jarak tertentu, Albedo tersenyum dan membungkuk dengan dalam terhadap Momonga.

Si Pria juga membungkuk dengan elegan:

"Aku membuat yang lainnya menunggu, aku minta maaf."

Dengan tinggi sekitar satu meter delapan puluh senti, berkulit gelap karena biasa terpapar sinar matahari, dengan wajah terlihat sebagian wajah Asia dan rambut hitam rapi tersisir. Dibalik kacamata bundar, matanya yang sipit seperti tidak terlihat. Rasanya seperti tidak terbuka sama sekali. Mengenakan pakaian orang Inggris, tentu saja dengan dasi, dia terlihat seperti seorang pebisnis mumpuni atau seorang pengacara profesional. Tetapi meskipun dia berpakaian seperti seorang pria gagah, setiap orang bisa merasakan sisi jahat yang tersembunyi dibaliknya. Dibelakang punggungny terdapat ekor berwarna perak, ditutupi dengan lempengan logam dan 6 ujung runcing di akhir. Api hitam yang kecil berkedip-kedip di sekitarnya. Pria ini adalah "Infernal Prison Creator" (Pencipta Penjara Api) Demiurge, guardian Nazarick di lantai 6. Pengaturan dari demon ini adalah "Komandan dari Pertahanan NPC". 

"Kelihatannya, semua sudah ada disini."
"Momonga-sama, masih ada dua orang yang belum tiba."
Suara yang dalam, menarik dan menusuk terdengar.
Ucapan Demiurge mempunyai skill spesial permanen. Skill ini disebut [Domination Mantra] dan bisa membuat orang yang memiliki hati yang rapuh berubah dengan cepat menjadi boneka yang bisa dikendalikan. Tapi kemampuan spesial ini tidak berpengaruh terhadap yang hadir disana. Agar bisa terpengaruh, level yang dimiliki lawan harus 40 atau kurang. jadi bagi yang berada disana saat ini suaranya terdengar sangat nyaman.

"Tidak perlu. Prioritas kedua guardian ini hanya bekerja dalam keadaan tertentu. Sejauh ini situasinya tidak membutuhkan mereka."
"Ternyata begitu."
"... Kelihatannya guardian milikku juga belum datang."

Mendengar kalimat ini, Shalltear dan Aura tiba-tiba terdiam. Bahkan ekspresi Albedo terlihat sedikit kaku.

"...Yah, dia memang tidak hanya menjagaku... Tapi juga menjaga sebagian dari lantaiku."
"Ya, benar..."

Shalltear mengeluarkan senyum yang kaku dan Aura juga sama, sementara Albedo terus mengangguk mendukung.

"...Lord of Terror (Penguasa Teror). Ya, sebaiknya hubungi juga para guardian area. Minta Akaira dan Gelante menginformasikannya ke para guardian area. Tugas ini diberikan kepada setiap guardian floor."

Di dalam Great Tomb of Nazarick, para guardian dibagi menjadi dua tipe. Yang ada di depan Momonga bertanggung jawab terhadap satu atau beberapa lantai, Guardian Floor. Sederhananya, para guardian area diatur oleh Guardian Floor dan bertanggung jawab menjaga area tertentu. Ada banyak guardian area, jadi mereka tidak begitu penting. Pada dasarnya, dengan menyebut Guardian di dalam Nazarick, yang dimaksud adalah Guardian Floor.

Seluruh Guardian Floor patuh terhadap perintah Momonga dan setelah melihat mereka semua berkumpul, Albedo memberikan instruksi terbuka:

"Semuanya, persembahkan hormat kalian pada Pemimpin tertinggi."

Seluruh Guardian membungkukkan kepala mereka kepada Momonga tanpa ada yang menyela. Semuanya mulai membentuk baris dengan Albedo berdiri di depan dan semua guardian berberis rapi di belakangnya. Setiap Guardian menunjukkan ekspresi serius dan hormat. Orang akan bisa melihat jika keadaannya sangat serius. Shalltear yang berdiri yang paling dekat maju ke depan:

"Guardian Floor dari lantai kesatu, kedua dan ketiga, Shalltear Bloodfallen, datang untuk menghadap."

Dengan berlutut, satu tangan di dada dan memberikan sikap hormat yang dalam. Setelah upacara yang dilakukan oleh Shalltear, Cocytus maju ke dapan:

"Guardian Floor dari lantai kelima, Cocytus, datang menghadap."

Seperti Shalltear, diapun berlutut di depan Momonga dalam sikap upacara resmi. Lalu tiba giliran si kembar dark elf:

"Guardian dari Lantai Enam, Aura Bella Fiora, datang menghadap."
"Sama juga... Guardian dari Lantai enam, Mare Bello Biore, juga datang menghadap."

Seperti ang lainnya, mereka berlutut dan mempersembahkan sikap hormat. Tubuh Shalltear, Cocytus, Aura dan Mare berbeda, jadi langkah yang mereka ambilpun juga berbeda, tapi lokasi lutut mereka terlihat konstan dan terlihat rapi.

Diikuti oleh Demiurge yang mengambil langkah dengan anggun:

"Guardian Floor dari lantai ketujuh, datang menghadap."

Dengan nada yang dingin dan postur yang elegan, Demiurge hormat dengan sungguh-sungguh. Akhirnya, Albedo melangkah ke depan:

"Komandan Guardian, Albedo, datang menghadap."

Momonga tersenyum terhadap Albedo, yang berlutut seperti Guardian-Guardian yang lain. Namun, Albedo melanjutkan laporannya dengan kepala masih menunduk dan dengan suara yang jelas kepada Momonga:

"Kecuali Guardian dari lantai keempat, Gargantua dan Guardian lantai kedelapan, Victim, Para Guardian dari setiap lantai datang dan berlutut... seperti yang Master minta. Kami akan menerobos api dan air tanpa ragu untuk anda."

Menghadapi 6 kepala yang menunduk, Momonga terlihat tidak mampu mengeluarkan kata apapun dan tenggorokannya membuat suara seperti menelan ludah. Tekanan yang abnormal menyelimuti pemandangan ini. Tekanan yang kuat.. Mungkin hanya Momonga yang merasakan ini.
---- Aku tak tahu harus bagaimana.
Pemandangan ini mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup. Pikiran Momonga berkecamuk dan tiba-tiba mengaktifkan kemampuan spesial yang mengeluarkan sebuah aura, bersinar seperti cahaya yang benderang.
Tidak sempat membatalkannya, Momonga mencari-cari ingatannya akan film dan serial tv yang mirip dengan pemandangan ini. Dia ingin mengemukan Movie yang yang sama dengan situasi sekarang.

"Angkatlah kepala kalian."
*Sa~~* semuanya mengangkat kepala mereka. Karena aksinya sangat rapi, Momonga hampir bertanya kepada mereka apakah mereka pernah mempraktekkan ini bersama-sama.

"Jadi.. Pertama, terima kasih kalian semua sudah datang."
"Tolong jangan berterima kasih kepada kami, Saya hanya bawahan setiap dari Momonga-sama. Momonga-sama adalah pemimpin tertinggi kami."

Kelihatannya tidak ada Guardian lain yang berniat menolak jawaban Albedo. Dia benar-benar layak sebagai komandan para Guardian. Menghadapi para Guardian yang terlihat serius, tenggorokan Momonga sepeti berhenti dan tiba-tiba dia merasakan sensasi seperti tersedak. Ini adalah tekanan yang dirasakan oleh orang yang menjadi pemimpin. Sensasi fisik yang tertekan dan padat. Perintahnya akan mempengaruhi masa depan, jadi dia measa sedikit ragu dalam mengambil langkah selanjutnya. Great Tomb of Nazarick mungkin bisa hancur karena keputusannya - rasa tidak enak terlintas di otaknya.

"Momonga-sama, merasa ragu-ragu adalah hal yang normal, karena dibandingkan Momonga, kekuatan fundamental dari kami tidak seberapa."

Albedo berhenti tersenyum dan berbicara dengan ekspresi hormat dan menakjubkan:

"Selama Momonga-sama memerintahkan, bagaimanapun susahnya perintah itu, Saya - tidak, semua Guardian Floor akan mengeluarkan tenaga sepenuhnya, meskipun harus menghancurkan diri kami sendiri. Kami bersumpah untuk tidak membuat malu 41 Kreator Tertinggi dari Ainz Ooal Gown."

"Kami juga bersumpah!"
Mengikuti suara Albedo, Guardian Floor lain juga menggema dengan seragam. Suara mereka semua penuh kekuatan dan tak perduli berapa orang yang mencoba, takkan ada yang mampu menghentikan loyalitas dan bulatnya tekad mereka yang sekeras berlian. Sekarang ini terlihat seperti candaan untuk mencurigai jika para NPC mungkin akan mengkhianati Momonga. Setelah statemen ini, mood gelap di depannya hilang tanpa jejak. Momonga sangat terharu dan gembira. Tidak menyangka bahwa NPC yang dibuat oleh para anggota Ainz Ooal Gown akan sehebat ini.

Kemilau keemasan dari masa lalu masih tersisa.

Wujud dari hasil kerja keras semuanya, Ciptaan mereka yang hebat, masih disini. Membuat Momonga sangat gembira.

Momonga tersenyum, meskipun wajah tengkoraknya tidak menunjukkan emosi apapun. Titik cahaya merah tua di lubang matanya terlihat bersinar dengan terang. Ketidak tenangan hatinya yang lalu sudah hilang, dan dia hanya mengeluarkan ucapan layaknya seorang guildmaster.

"Bagus sekali. Guardian, aku tahu kalian akan mengerti tujuanku dan melaksanakan perintahku dengan sempurna. Mungkin ada beberapa yang sulit dimengerti, tapi aku harap kalian akan lebih memperhatikan dan mendengarkan. Aku percaya Great Tomb Underground of Nazarick sedang mengalami situasi yang tidak bisa dijelaskan."

Wajah para Guardian masih tegang, dan tak ada bekas keterkejutan apapun pada mereka.

"Meskipun aku tidak tahu apa penyebabnya. Great Tomb of Nazarick telah dipindahkan dari tempatnya di rawa-rawa ke sebuah dataran yang luas. Apakah ada yang mengetahui sebelumnya akan kejadian yang aneh ini?"

Albedo melihat ke belakang, dan setelah melihat jawaban dari wajah mereka yang ada di belakang, dia berkata:

"Sayang sekali, tak ada satupun dari kami yang tahu apa yang terjadi."

"Kalau begitu, aku ingin bertanya pada para Guardian Floor. Apakah ada yang menemukan hal-hal aneh di lantai kalian?"

Setelah mendengar ini, masing-masing Guardian Floor merespon:

"Tak ada kejadian aneh di lantai ketujuh."
"Begitu juga dengan lantai enam."
"Seperti yang kakak bilang."
"Lantai 5 juga sama."
"Tak ada hal aneh yang terlihat di lantai 1 hingga lantai 3."
"..Momonga-sama, saya akan memeriksa lantai 4 dan lantai 8 segera."

"Kalau begitu, aku akan menyerahkan hal itu kepada Albedo. Namun, kamu harus berhati-hati di lantai 8. Jika ada situasi gawat yang terjadi disana, situasi itu mungkin tidak bisa kamu tangani."

Albedo menundukkan kepalanya dengan dalam tanda dia mengerti, lalu Shalltear berkata:

"Kalau begitu, saya akan mengurus masalah di permukaan."
"Tidak perlu. Sebas sekarang sedang memeriksa yang di permukaan."

"Rasa terkejut terlihat di wajah Albedo dan para Guardian yang lain."

Di Nazarick, ada 4 NPC yang ahli dalam pertempuran jarak dekat. Cocytus memiliki kekuatan serangan terbesar ketika dia menggunakan senjata, Albedo memiliki pertahanan yang tdak bisa ditembus ketika memakai armornya, sementara Sebas dengan bentuk aslinya lebih kuat dari mereka berdua dalam pertarungan jarak dekat. 

Tidak ada alasan lain bagi terkejutnya para Guardian. Sebas, yang mampu menyapu siapapun di depannya dalam pertarungan tangan kosong, ditugaskan untuk tugas sederhana seperti pengintaian. Mereka bisa menyadari betapa seriusnya Momonga menghadapi situasi aneh ini, semuanya akhirnya meningkatkan penjagaan.

"Sudah waktunya dia kembali."

Saat itu, Momonga melihat Sebas berjalan menuju mereka, sampai dia tiba di para Guardian yang berlutut di depan Momonga dan mengikuti para Guardian pula.

"Momonga-sama, maafkan keterlambatan saya."

"Tidak apa. Kalau begitu, laporkan kondisi sekitar."
Sebas mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Guardian yang berlutut di sampingnya.

"..Situasinya gawat, jadi jelas saja para Guardian Floor juga harus tahu."

"Ya. Sebagai permulaan, kondisi alam dari sekitar kita sekitar satu kilometer di tiap arah adalah datar. Tidak ada tanda-tanda bangunan buatan manusia. Saya melihat beberapa hewan, tapi tak ada yang termasuk dalam makhluk yang menyerupai manusia (humanoid) atau makhluk besar."

"Apakah binatang-binatang kecil itu adalah monster?"

"Tidak, mereka adalah makhluk hidup yang tidak punya kekuatan bertempur."

"..Oh begitu. Kalau begitu, apakah dataran yang kamu katakan tadi diselimuti dengan rumput beku yang bisa membuatmu terluka ketika melewatinya?"

"Tidak, hanya rumput biasa. Tak ada yang spesial."

"Dan kamu tidak melihat kastil ataupun sejenisnya satupun?"

"Tidak, saya tidak melihatnya. Tak ada tanda-tanda cahaya buatan manusia di langit atau di permukaan."

"Ternyata begitu, jadi hanya ada langit berbintang.. Terima kasih atas kerja kerasmu, Sebas."

Sambil memuji Sebas atas usahanya, Momonga terlihat kecewa karena dia tidak mendapatkan informasi apapun yang berguna.

Namun, dia pelan-pelan menyadari bahwa dia tidak lagi berada di dalam dunia game dari Yggdrasil, meskipun dia tidak tahu bagaimana dia bisa menggunakan perlengkapan dari Yggdrasil dan mantra-mantranya.

Dia tidak tahu mengapa mereka harus kemari, tapi lebih bijaksana jika level waspada dari Nazarick ditingkatkan untuk berjaga-jaga. Yang diketahui, mungkin saja ini adalah wilayah seseorang, dan dia mungkin dia akan dikecam karena kemari tanpa izin. Tidak, dia beruntung jika hanya itu yang terjadi.

"Guardian, tingkatkan level waspada pada tiap lantai satu level. Kita tidak yakin apa yang terjadi, jadi jangan bertindak gegabah. Jika kamu bertemu dengan penyusup, jangan bantai mereka, tapi tangkap hidup-hidup bagaimanapun caranya, Gunakan kekerasan sedikit mungkin. Aku minta maaf karena sudah meminta hal ini pada kalian semua di saat seperti ini."

Para Guardian mengeluarkan suara mengerti dan mengangguk berbarengan.

"selanjutnya, Aku ingin memahami pengoperasian dari Nazarick. Albedo, bagaimana pertukaran informasi keamanan antara para Guardian dari macam-macam lantai?"

Di Yggdrasil, Guardian hanyalah NPC sederhana, dan mereka hanya bisa bergerak menurut program mereka. Tidak mungkin setiap lantai bisa bertukar informasi keamanan dan monster-monster.

"Setiap lantai dikelola oleh setiap Guardian, tapi Demiurge adalah komandan keseluruhan terhadap pertahanan, dan semuanya bisa berbagi informasi dengannya."

Momonga sedikit terkejut, tapi dia mengangguk dengan kepuasan.

"Bagus sekali. Komandan pertahanan Nazarick, Demiurge. Pengawas Guardian, Albedo. Kalian berdua bertugas untuk memetakan sistem administrasi yang lebih lengkap untuk Nazarick."

"Mengerti. Apakah rencana untuk sistem manajemen itu termasuk lantai 8, 9 dan 10?"

"Lantai 8 diatur oleh Victim, jadi tidak usah. Tidak, masuk ke lantai 8 dilarang. Aku membatalkan perintah yang baru saja kuberikan pada Albedo juga. Ringkasnya, masuk ke lantai 8 hanya bisa dilakukan dengan izin. Aku akan mengambil kembali segel dan mengizinkan akses langsung dari lantai 7 ke lantai 9. Setelah itu, Rencana lantai 9 dan lantai 10 jadi satu."

"A.. Apakah itu perintah anda?"

Albedo terlihat terkejut. Di belakangnya, mata Demiurge melebar, menunjukkan apa yang dipikirkannya terhadap masalah ini.

"Apakah bawahan diperbolehkan menginjak hingga wilayah Pimpinan tertinggi? Apakah mereka diperbolehkan seperti itu?"

"Bawahan yang dimaksud bukanlah NPC dan Monster yang dibuat oleh anggota Ainz Ooal Gown, tapi monster-monster yang otomatis dipanggil (muncul) dari dungeon. Faktanya lantai 9 dan 10 kurang monster semacam itu, maka itu adalah pengecualian."

Momonga bergumam sendiri.

Albedo kelihatannya menganggap tempat itu seperti tempat suci, tapi bukan itu masalahnya.

Alasan mengapa disana tak ada monster yang muncul di lantai 9 hanya karena jika ada penyusup yang bisa menembus NPC pertahanan yang kuat dari lantai 8, maka kesempatan Ainz Ooal Gown untuk memperoleh kemenangan akan menjadi semakin kecil. Oleh karena itu, lebih baik berperan sebagai penjahat hingga ujung, dan bertemu dengan penyusup di ruang tahta untuk Pertempuran terakhir.

"..Tidak apa. Karena itu adalah keadaan darurat, kita butuh banyak bantuan untuk keamanan."

"Mengerti. Saya akan memilih pasukan yang terbaik dan paling potensial untuk tugas ini."

Momonga mengangguk, dan melihat ke arah si kembar.

"Aura dan Mare... bisakah kalian menyembunyikan Nazarick? Ilusi sederhana kelihatannya tidak bisa diandalkan, dan setela dipikirkan, biaya untuk ilusi membuatku sakit kepala."

Aura dan Mare melihat satu sama lain dan mulai berpikir. Setelah berpikir sejenak, Mare berbiara:

"De.. Dengan menggunakan Magic mungkin agak sedikit rumit. Jika kita harus menyembunyikan semuanya dengan permukaan.. meskipun begitu, kami bisa menutup dindingnya dengan lumpur, dan menambahkan tumbuhkan sebagai kamuflase."

"Apakah kamu bermaksud menodai dinding kebesaran Nazarick dengan kotoran?"

Albedo mengatakannya dengan memunggungi Mare. Meskipun suaranya manis dan lembut, nadanya tidak terlihat seperti itu.

Bahu Mare bergetar, dan meskipun Guardian-Guardian di sekitar tetap diam, sikap mereka menyetujui apa yang Albedo utarakan.

Di lain pihak, Momonga merasa Albedo terlalu banyak ikut campur. Situasi sudah cukup menunjukkan reaksi seperti itu.

"Albedo.. jangan berbicara ketika bukan giliranmu. Aku sedang menunjuk Mare."

"Ah, maafkan saya, Momonga-sama!"

Kepala Albedo semakin menunduk, wajahnya membeku ketakutan. Para Guardian dan Sebas semakin tegang juga. Mungkin mereka menganggap sentilan itu ditujukan pada mereka pula.

Sedikit penyesalan muncul dari Momonga ketika dia mengamati perubahan cepat pada sikap para Guar, tapi dia melanjutkan ucapannya kepada Mare:

"Bisakah kamu menyembunyikan dinding-dinding itu dengan tumpukan tanah?"

"Ya, ya saya bisa, jika Momonga-sama memperbolehkan... Namun..."

"Ya, orang yang lewat di kejauhan akan menganggap tumpukan tanah itu terlihat aneh. Sebas, apakah ada bukit atau semacamnya disekitar?"

"Tidak ada sama sekali. Sayang sekali, kita dikelilingi oleh tanah datar. Namun, karena ada malam disini, kita seharusnya bisa melakukan semacam kamuflase tipuan mata ketika matahari terbenam."

"Begituka.. jika yang ingin kita lakukan hanyalah menyembunyikan dinding, ide Mare sudah cukup. Lalu, bagaimana kalau kita tumpuk tanah dari sekitar untuk membuat bukit buatan sebagai kamuflase?"

"Maka kita akan terlihat wajar."

"Baiklah. Aku akan menugaskan Aura dan Mare untuk melakukan tugas ini bersama. Sambil melakukannya, kamu boleh mengambil suplai untuk mencukupi tugasmu dari setiap lantai. Karena kita tidak bisa mengkamuflasekan pemandangan dari udara, kita harus menggunakan ilusi setelah menyelesaikan bagian yang ada di tanah, jadi tidak ada yang bisa mendeteksi Nazarick dari luar."

"Y.. Ya. Me.. Mengerti."

Hanya itu yang bisa dia pikirkan saat ini. Mungkin memang masih ada banyak lubang yang ada di rencana itu, tapi itu bisa diatasi pelan-pelan nantinya. Lagipula, hanya beberapa jam saja sejak peristiwa ini terjadi.

"Kalau begitu, kalian semua bisa bubar hari ini. Semuanya, silahkan beristirahat sebelum melakukan tugas. Ada banyak hal yang tidak kita ketahui, jadi jangan terlalu memaksakan diri."

Para Guardian mengangguk sekali untuk menunjukkan bahwa mereka mengerti.

"Terakhir, aku punya pertanyaan pada para Guardian. Pertama, Shalltear -- Orang macam apa aku ini bagimu?"

"Avatar dari keindahan. anda adalah yang terindah di dunia. Bahkan permata tak sanggup menyamai tubun seputih salju anda."

Shalltear tidak memikirkan jawaban yang dia berikan. Dari kurangnya delay pada jawabannya, dia pasti berkata seperti itu dari hatinya yang paling dalam.

"..Cocytus"

"Yang Paling Kuat. Dari semua Guardian dan berhak memperoleh titel sebagai Pemimpin tertinggi dari Nazarick."

"..Aura."

"Pemimpin yang murah hati dengan visi ke depan yang hebat."

"..Mare."

"Pribadi yang sangat lembut."

"..Demiurge."

"Pemimpin yang bijak dalam mengambil keputusan dan bertindak dengan cepat. Sejujurnya, yang paling layak mendapatkan titel 'Tak Terduga'."

"..Sebas."

"Yang bertanggung jawab mengumpulkan seluruh Pemimpin tertinggi. Ditambah. Pemimpin yang murah hati yang tidak meninggalkan kami, tetapi tetap tinggal hingga akhir."

"Dan akhirnya, Albedo."

"Yang memimpin seluruh Pemimpin Tertinggi, dan Master kami yang paling tinggi dan paling agung. Ditambah, yang paling dalam kucintai."

"Ternyata begitu. Aku sudah mendengar dan mengerti pendapat kalian. Maka, aku akan menyerahkan tugas yang pernah dilakukan oleh mantan teman-temanku pada kalian. Laksanakan dengan sungguh-sungguh."

Setelah melihat Guardian yang berlutut sekali lagi, Momonga berteleport menghilang.

Pemandangan di depan matanya berubah dengan tiba-tiba, dari Colosseum menjadi ruangan dari Golems Lemegeton. Setelah melihat sekeliling memastikan tak ada yang melihat, Momonga menghela nafas.

"Lelah sekali..."

Meskipun tubuhnya tidak merasakan lelah, Lelah mental membebani pundaknya.

"..Mereka ini.. Mengapa mereka menganggapku tinggi sekali?"

Mereka memberikan deskripsi orang lain seluruhnya. Setelah mendengar Guardian bergiliran membagikan pendapat mereka tentangnya, dia ingin tertawa dan mengejek mereka, tapi dari tampilan wajah mereka, tidak terdengar bahwa mereka bergurau sama sekali.

Dengan kata lain, Ucapan mereka memang tulus.

Jika dia tidak bersikap seperti yang mereka lihat pada dirinya, bisa membuat mereka kecewa. Ketika dia memikirkan hal itu, tekanan padanya semakin besar dan besar. Dan ditambah lagi masalah lain, yang membuat Momonga mengerut.

Tentu saja, wajah tengkoraknya tidak menunjukkan ekspresi apapun, namun kelihatannya seperti itu.

"... Apa yang harus kulakukan dengan Albedo.. Jika ini terus berlanjut, bagaimana aku bisa menghadapi Tabula-san.."
Download Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 4 , Baca Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 4 , Download Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 4, Baca & Download Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 4 Lengkap , Download Manga Subtitle Indonesia , Baca manga subtitle indonesia , Download & Baca Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 4 Lengkap , Download Manga Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 4, Download Manga Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 4, Download Manga Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 4, Baca Manga Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar