Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 1

| 14.31

Floor Guardian - Penjaga Lantai

Aura Bella Fiora
"Patuhi perintahku, [Lemegeton's demon]."

Sebuah golem yang terbuat dari mineral langka bergerak untuk mematuhi perintah Momonga. Akhirnya Momonga menerima bahwa Realitas Virtual telah berubah menjadi dunia nyata. Hal terpenting bagi Momonga selanjutnya adalah melindungi diri.

Meskipun para NPC yang dia jumpai sejauh ini sangat menghormatinya, itu tidak berarti bahwa yang akan dia jumpai nantinya berlaku sama. Lebih baik mencegah daripada menyesal.

Momonga harus memastikan fungsionalitas dari para Golem, item legendaris dan magic miliknya di dalam Nazarick... Keselamatan dirinya dipertaruhkan dalam hal ini.

"Akhirnya, dengan ini masalah pertama sudah terselesaikan."

Melihat Golem, pikirannya sedikit lega. Golem hanya mematuhi perintah yang dikeluarkan oleh tuannya, jadi dalam situasi terburuk--- seperti pemberontakan NPC--- setidaknya dia mempunyai jaminan keselamatan.




Momonga melihat jarinya-jarinya yang tinggal tulang belulang. Dia memakai 9 cincin di 10 jarinya, dengan hanya menyisakan sebuah jari di tangan kiri yang dibiarkan kosong. Di Yggdrasil, biasanya tidak mungkin menggunakan banyak cincin di jari manapun kecuali untuk jari manis di tangan kanan dan kiri. Tetapi, karena momonga menggunakan kemampuan khusus dari sebuah item magic, dia bisa memakai banyak cincin di seluruh tangan dan menggunakan seluruh kemampuannya pula. Dia tidak hanya disebut spesial, dia terkenal sebagai salah satu dari banyak ability user terbaik di server itu. Salah satu cincin di tangan Momonga adalah cincin Ainz Ooal Gown. Memungkinkan baginya untuk berteleport dengan bebas diantara setiap ruangan yang ada di Nazarick. Setiap anggota Ainz Ooal Gown harus memakai cincin ini. Setelah mengaktifkannya, dia mulai berpindah ke terowongan yang gelap hingga dia tiba pada cahaya putih di ujungnya.

"Sukses...."

Setelah teleportasi berhasil, Momonga lalu berjalan melewati lorong yang lebar. Udara di sekeliling lantai ini beraroma rumput dan tanah, baunya seperti sebuah hutan. Momonga semakin yakin bahwa tempat ini benar-benar menjadi nyata.

Sebuah pertanyaan muncul di benaknya ketika dia berjalan. Karena tubuhnya hanya terdiri dari tulang dan tidak mempunyai paru-paru maupun trakea di dalamnya, bagaimana caranya dia bisa bernafas? Sebuah keraguan nyata melintas di pikirannya, tetapi dia mulai merasa bodoh dan langsung menyerah memikirkan hal tersebut.

Setelah hampir sampai di ujung lorong, sebuah pintu terbuka secara otomatis untuk Momonga. Di sisi lain ada arena yang luas dan dikelilingi oleh beberapa lapisan dari auditorium.

Amphiteater berbentuk oval ini mempunyai panjang sekitar 180 meter, dengan lebar 156 meter dan tinggi 48 meter. Dibentuk menyerupai Coloseum dari Kerajaan Romawi.

Sebuah mantra yang disebut [Continual Light] / Cahaya berkelanjutan diaktifkan ke seluruh bangunan sehingga cahayanya selalu terang seperti siang hari di dalam. Para penontonnya terdiri dari beberapa Golem yang tidak menunjukkan tanda-tanda aktif.

Tempat ini disebut sebagai Arena. Para gladiator dimainkan oleh para penyusup dan penontonnya terdiri dari para Golem dan anggota Ainz Ooal Gown yang duduk di tribun VIP. Tak perduli seberapa keras atau sebanyak apapun penyusupnya, mereka disini dipastikan untuk bertemu ajalnya.

Saat ini, sebuah langit gelap terlihat di atas arena dan jika tak ada cahaya magic di dekatnya, kamu bisa melihat bintang-bintang di langit yang gemerlapan. Lantai 6 Nazarick diselimuti oleh langit buatan. Tidak hanya bisa berubah dengan pelan dari waktu ke waktu, bahkan juga ada matahari terbit, lengkap dengan efek siang harinya.

Seseorang bisa merasa santai hidup di dalam skenario fiksi ini, jadi usaha dari anggota guildnya tidak sia-sia. Meskipun mood Momonga semakin meningkat ketika di disini, situasi saat ini tidak memungkinkan baginya untuk terus seperti itu.

Momonga melihat sekeliling. Arena ini seharusnya dikelola oleh si kembar itu... lalu tiba-tiba..

"Hey disana!"

Dengan sebuah teriakan, sebuah siluet melompat dari tribun VIP. Jaraknya sekitar 6 tingkat dan tak ada tanda digunakannya magic, hanya kemampuan fisik saja. Kakinya yang lengkung dan lembut meredam benturan dan mengeluarkan ekspresi bangga dengan tanda "V" yang berarti Victory atau kemenangan dengan tangannya.

Seorang anak bertampang cewek dengan senyum yang menawan dan hangat di wajahnya. Rambut emasnya melayang di bahu merefleksikan suasana di sekitar. Dengan warna mata berbeda masing-masing biru dan hijau membuatnya bersinar seperti seekor anak anjing. Telinganya yang lancip dan kulit yang gelap menunjukkan dia adalah seorang Dark Elf(Peri Gelap), kerabat dekat dari Forest Elf(Peri Hutan).

Dengan Pakaian kulit sisik naga yang hitam dan kemerahan dipadukan dengan rompi bertanda Ainz Ooal Gown berwarna putih dan emas di dadanya. Di bawahnya, dia mengenakan satu set celana putih dan di lehernya kalung dengan biji pohon ek (acorn) yang mengeluarkan cahaya keemasan. Sebuah cambuk melingkar di pinggang. Dan di punggung dia membawa busur raksasa yang mempunyai pegangan berukir yang indah.

"Ah, Aura."

Momonga berjalan menuju si Dark Elf sambil menyebut namanya. Dia adalah seorang guardian dari lantai 6 di dalam Mausoleum Nazarick yang ada di bawah tanah, Aura Bella Fiora. Dia mampu mengontrol binatang buas magis, menjadi pawang binatang buas dan ahli dari taktik gerilya.

Dengan langkah kecil, Aura mulai berlari ke arah Momonga. Langkah kakinya memang terlihat kecil, tapi dia lebih cepat dari binatang buas. Langkahnya cepat dan tepat dalam memperpendek jarak.

Aura mengerem tiba-tiba dengan kaki. Karena gesekan tersebut, sepatu yang terbuat dari lempeng emas itu mengeluarkan debu yang terbang di belakangnya.

"Puh."

Terlihat dengan jelas dia tidak berkeringat, Aura hanya pura-pura mengusap keningnya dan mengeluarkan senyum mirip anjing yang ingin menyenangkan tuannya. Dengan nada tinggi dan unik seperti anak-anak, dia menyapa Momonga:

"Selamat datang, Momonga-sama. Selamat datang di lantai yang saya jaga!"

Sapaan tersebut tidak se elegan atau sehormat Albedo dan Sebas, tapi terasa lebih akrab. Bagi Momonga, dia tidak tahu jika perasaan akrab tersebut dibuat-buat. Itu karena Momonga tidak cukup berpengalaman untuk membedakannya, hal ini membuat kepalanya sakit. Ekspresi Aura penuh dengan senyuman dan dia tidak merasakan rasa permusuhan apapun darinya. Tak ada respon juga dari "pemindai musuh".

Momonga melihat ke kiri dan kanan dengan matanya dan merenggangkan genggaman pada tongkatnya. Jika situasi darurat, dia berencana untuk menyerang lalu mundur sekaligus, tetapi kelihatannya dia tidak perlu melakukan hal itu.

"...Ah, apakah aku mengganggumu sekarang?"

"Apa? Momonga-sama adalah pemilik dari Nazarick, pemimpin tertinggi! tak perduli kapanpun anda berkunjung, itu tidak disebut sebagai gangguan!"

"Jadi..... Aura, dimana ...?"

Mendengar pertanyaan Momonga, Aura buru-buru berbalik dan melihat ke arah ruangan VIP dan dengan keras berteriak:

"Momonga-sama disini! Jangan tidak sopan, dan cepatlah kemari!"

Di dalam bayangan ruangan VIP, terlihat sebuah bayangan yang gemetaran.

"Mare, kamu disana?"

"Ya, ya, Momonga-sama. Karena dia sangat pemalu... dia tidak ingin meloncat!"

Sebuah suara yang hampir tak terdengar merespon panggilan Aura. Karena jarak dari ruangan VIP, biasanya butuh keajaiban untuk bisa mendengar suara tersebut. Tetapi karena Aura memakai kalung dengan magic di tubuhnya, itu menjadi tidak masalah.

"Tidak, tidak... kakak...."

Aura menghela nafas dan menjelaskan:

"Itu, Itu... Tn. Momonga, dia hanya sangat pemalu, dan jelas tidak bermaksud tidak sopan."

"Aku mengerti akan hal itu Aura, dan aku tak pernah meragukan loyalitasmu."

Sebagai sebuah komunitas, kita harus memahami timing dari perkataan dan kebenaran dibaliknya. Suatu ketika berbohong itu dibutuhkan untuk meyakinkan lawan bicara. Momonga mengangguk pelan. Aura langsung lega dan menolehkan wajahnya ke ruangan VIP:

"Master tertinggi, Momonga-sama datang ke lantai ini untuk bertemu para guardian. Ini tidak sopan sama sekali, kamu seharusnya sadar akan hal itu! Jika kamu terlalu takut untuk meloncat, Aku akan menendangmu hingga jatuh!"

"Um.. aku ingin memakai tangga untuk turun..."
"Berapa lama kamu ingin Momonga-sama menunggu?! Turun sekarang!"
"Aku tahu, Aku tahu....!"

Dengan segala keberaniannya, sebuah figur mungil melompat. Dark Wizard adalah titel dari Dark Elf ini. Kakinya mendarat tidak tegap di tanah berbeda dengan Aura. Mungkin karena hanya menggunakan kemampuan fisik, benturannya membuat dia tidak kokoh.

Setelah mendarat, dia mulai berlari menuju keduanya dengan kecepatan penuh, walaupun masih jauh lebih lambat dari Aura.

"Cepatlah!"
"Ya, ya..."

Seorang anak dengan penampilan mirip Aura muncul. Meskipun panjang dari rambut, warna rambutnya, warna matanya, atau tampilan wajahnya, si kembar itu tidak mirip satu sama lain. Tapi jika Aura adalah matahari, maka Mare adalah bulan. Yang satu gemetar ketakutan, sementara yang lain mengomelinya. Momonga merasa kaget bagaimana mereka menampakkan ekspresi tersebut. Sejauh yang Momonga tahu, kepribadian Mare tidak diprogram seperti itu. Para NPC hanya mempunyai sebuah ekspresi dan meskipun jika peran para NPC diperluas, mereka seharusnya tidak mampu merubah ekspresinya. Namun dua orang Dark Elf kecil di depan Momonga ini menunjukkan berbagai macam ekspresi wajah.

"Maaf sudah membuat anda menunggu, Momonga-sama..."

Anak kecil ini terlihat ketakutan sambil mengintip Momonga. Dia mengenakan pakaian sisik naga berwarna biru yang membosankan dan jubah berwarna hijau daun. Meskipun pakaiannya mempunyai dasar putih yang sama dengan Aura, sisi bawah menunjukkan sedikit kulit karena memakai rok. Seperti Aura, sebuah kalung terbuat dari biji pohon ek (Acorn) dan memancarkan cahaya perak membungkus lehernya. Tangannya yang ramping memakai sarung tangan sutra berwarna putih mengkilap sambil memegang tongkat kayu berwarna hitam dan bengkok.

Mare Bello Fiora.

Mare dan Aura adalah dua guardian dari lantai 6 di dalam Nazarick. Momonga menyipitkan matanya - meskipun soket matanya kosong, dia mengamati keduanya. Aura berdiri tegak, sedangkan Mare gemetar dan malu-malu di bawah tatapan Momonga.

Sama seperti dulu, kelihatannya mereka masih teman.

"Semangatmu sedang tinggi, bagus sekali."
"Oh.. akhir-akhir ini agak membosankan, terkadang ada beberapa penyusup juga bagus.."

"Aku, aku tidak ingin melihat penyusup.. Aku bisa ketakutan..."

Mendengar ucapan mare, wajah Aura berubah:

"..Oh. Momonga-sama, mohon permisi sebentar. Mare, kemari."
"Ah.. Ah.. sakit kakak, kakak, sakit ah."

Setelah melihat Momonga mengangguk, Aura menarik telinga lancip Mare. Setelah mereka meninggalkan sisi Momonga, dia berbisik ke telinga Mare. Bahkan dari jauh kamu bisa mendengar Aura yang menegur Mare.

"Ah, Penyusup. Mare sama sepertimu, aku juga tidak ingin melihat mereka...."
Aku hanya berharap bertemu mereka ketika aku sudah siap, pikir Momonga setelah melihat guardian kembar itu dari kejauhan.

Setelah Mare pulih dari serangan verbal Aura, dia berlutut dengan mata berkaca-kaca. Pemandangan ini terlihat seperti hubungan saudara antara keduanya. Momonga melihatnya dan menyunggingkan senyum sambil berkata dalam hati:

"He he, Mare memang tidak cocok untuk membunuh musuh. Dia lebih cocok untuk membuat teh dan mendengarkan kakaknya. Tapi setelah dipikir-pikir... Mare dan Aura sudah pernah tewas sekali... Bagaimana mereka menghadapinya?"

Sebelumnya, 1500 orang menyerang makam ini dan sampai di lantai 8. Dulu Aura dan Mare tewas. Mereka seharusnya mampu mengingatnya ya khan?

Bagaimana konsep kematian bagi keduanya sekarang? Pada akhirnya, apakah punya efek signifikan pada mereka? Sesuai dengan pengaturan pada Yggdrasil, setiap kematian akan menyebabkan kehilangan hingga 5 level dan item equipment (perlengkapan) miliknya akan jatuh. Jika sebuah karakter berlevel kurang atau sama dengan 5, karakter tersebut akan menghilang setelah tewas. Tapi karena seorang player mempunyai proteksi spesial, mereka tidak akan menghilang, namun, level mereka akan dikurangi hingga tersisa satu.

Keuntungan dari skill "rebirth", "resurrection of the dead", dan magic untuk membangkitkan lainnya, adalah bisa mengurangi jumlah level yang hilang. Terlebih jauh, jika kamu menggunakan item yang benar, kamu hanya perlu membayar kematian itu dengan sedikit experience.

Untuk NPC lebih sederhana lagi. Selama guild membayar biaya menghidupkan kembali yang besarnya tergantung pada level NPC tersebut, maka kebangkitannya takkan berakibat apapun.

Kematian seringkali digunakan untuk mengasingkan pemain yang kuat. Upgrade level tidak hanya membutuhkan banyak experience poin, namun equipment yang dijatuhkan akibat kematian itu saja sudah merupakan hukuman yang berat. Namun di Yggdrasil, pengasingan bukanlah hal yang buruk. Aku dengar bahwa perusahaan penghasil game berharap para pemain tidak akan takut terhadap pengasingan dan berani untuk bertualang di area baru. Si Pemberani akan menemukan hal yang belum diketahui dan menghadapi hal-hal baru di dungeon. Dengan peraturan kematian ini, keduanya pernah menghadapi 1500 orang yang mencoba membunuh mereka. Apakah setelah dibangkitkan, sekarang mereka adalah orang yang berbeda?

Sementara Momonga ingin memastikan hal ini, dia tidak ingin menciptakan kecurigaan. Mungkin Serangan besar juga merupakan pengalaman mengerikan bagi Aura. Tidak baik menanyakan hal ini hanya karena penasaran. Hal terpenting bagi anggota Ainz Ooal Gown adalah para NPC tercinta yang mereka ciptakan.

Konsep kematian sekarang dan masa lalu kelihatannya berubah. Kematian di dunia nyata, tentu saja, berarti semuanya selesai. Tapi mungkin sudah tidak lagi. Meskipun Momonga percaya bahwa dia harus mencobanya, sebelum dia mendapatkan informasi yang cukup, dia tida akan mampu untuk memutuskan tindakan selanjutnya. Lebih bijaksana untuk menyimpan masalah ini sekarang.

Sejauh ini, meskipun Momonga tahu bahwa Yggdrasil sudah banyak berubah, masih banyak pertanyaan yang muncul.

Selagi Momonga merenungkan tentang hal ini, Aura melanjutkan khotbahnya. Momonga merasa ini agak sedikit menyedihkan. Di masa lalu, sementara teman-teman dan kakak-kakaknya bertarung, Momonga akan diam di pinggiran. Tapi sekarang berbeda.

"Kita hentikan hal ini sekarang, okay?"
"Tapi Momonga-sama, sebagai seorang penjaga, Mare-!"
"Jangan khawatir Aura, aku mengerti perasaanmu sebagai penjaga lantai. Tentu saja kamu tidak akan senang ketika Mare mengucapkan perkataan pengecut seperti itu di depanku. Tapi aku juga percaya bahwa di saat ada orang yang menyerang Makam Nazarick, kamu dan Mare akan dengan berani berdiri dan bertarung hingga akhir. Dan selama dia mampu melakukan hal ini, kamu tak perlu menyalahkannya sebanyak ini."

Aura berjalan menuju mare dan menariknya dan Momonga berkata padanya:

"Mare, Lihat betapa menyedihkannya dirimu, kakakmu yang baik hati pasti akan memaafkanmu. Kamu seharusnya berterima kasih padanya."

Mare mengeluarkan sedikit ekspresi terkejut dan melihat kakaknya. Aura dengan cepat membalasnya:

"Uh? tidak, tidak, bukan seperti itu! Kamu seharusnya berterima kasih pada Momonga-sama!"
"Aura, itu tidak penting bagiku. niat baikmu telah dipahami dengan baik. Aku tidak meragukan kemampuan Mare sebagai seorang guardian."

"Ah, ya, ya! Terima kasih, Momonga-sama."
"Te.. Terima kasih."

Mereka memberi hormat dengan tulus dan Momonga akhirnya merasa tidak enak. Penyebabnya karena tatapan mereka menusuk Momonga dengan mata yang bersinar-sinar. Tak pernah Momonga dilihat dengan hormat setinggi itu, Momonga mencoba untuk menyembunyikan rasa malunya dengan berdehem sedikit:

"Baiklah, ya, aku akan akan bertanya padamu Aura, apakah kamu merasa bosan tidak ada penyusup yang datang?"
"Ah, tidak, it-itu.."

Melihat ekspresi ketakutan dari Aura, Momonga merasa bahwa pertanyaannya salah:

"Aku tidak akan menyalahkanmu, jadi silahkan keluarkan isi hatimu."
"..Memang benar, sedikit bosan. Tidak ada musuh di dekat sini yang bisa menandingi saya dalam bertarung lebih dari 5 menit."

Sambil menjawab, dia mendekatkan kedua jari telunjuknya. Sebagai guardian dari lantai ini, dia sudah mencapai level 100. Hanya ada sedikit yang bisa menyamainya dalam kekuatan di Makam ini. Berbicara mengenai NPC, termasuk Aura dan Mare, total jumlahnya ada 9 orang yang bisa, dengan satu pengecualian.

"Bagaimana jika kamu melawan Mare?"

Tiba-tiba saja, tubuh Mare mulai gemetar. Dia menggelengkan kepalanya dengan kuat, dan dengan matanya yang lembab dan terlihat ketakutan. Aura melihat Mare yang ketakutan dan menghela nafas. Dari hembusan nafasnya, bau yang manis memenuhi udara sekitar. Teringat kemampuan Aura, Momonga mundur dari bau tersebut.

"Ah, maaf, Momonga-sama!"

Aura melambai-lambaikan tangannya untuk mengusir bau tersebut.

[Passive Skill]
Aura, yang mempunyai skill spesial sebagai pelatih (trainer), juga bisa mengaktifkan semacam buff (penguat) atau debuff (peluntur) dengan kemampuan ini. Skill ini dipicu oleh nafas dan efeknya bisa mencapai radius beberapa meter. Jika penggunanya terus-terusan menggunakan skill ini, efeknya bisa melebar hingga jarak yang menakjubkan, bahkan radiusnya hingga 10 meter.

Di dalam Yggdrasil ketika terkena efek dari Buff atau DeBuff, sebuah icon akan muncul di depanmu untuk menunjukkan bahwa efek tersebut aktif. Tapi sekarang ini berubah dan tak tampak lagi, dan itu membuatnya menyebalkan.

"Tidak ada lagi, efeknya sudah berhenti!"
"Ini ah..."
"... Tetapi karena Momonga-sama adalah Undead, efek dari skill ini seharusnya tidak berguna bagi anda ya khan?"

Di dalam Yggdrasil memang benar. Undead tidak akan terkena efek dari segala Buff, tak perduli baik atau buruk, semuanya sama.

"... Apakah aku sudah masuk dalam jarak skill ini?"
"Mmm...."

Aura menyusutkan lehernya dan Mare yang ada disampingnya melakukan hal yang sama.

"... Aku tidak marah, Aura." Momonga mencoba untuk menenangkan mereka dengan selembut mungkin.
"Aura.. kamu tak perlu setakut itu. Apakah kamu mengira kalau mengeluarkan skill begitu saja bisa berefek padaku? Aku hanya bertanya apakah ya atau tidak aku berada di dalam jarak skillmu."
"Ya! Anda sudah masuk dalam jarak skill saya."

Aura merasa lega mendengarkan respon dari Momonga. Momonga merasakan tekanan dari dalam bajunya dan perutnya mulai berguncan. Jadi jika dia melemah, apa yang harus dia lakukan? Setiap kali dia memikirkan ini, dia ingin menyingkirkan pemikiran ini.

"Jadi apa efeknya?"
"Hasilnya.. seharusnya [Fear] / ketakutan."
"Bagus, bagus..."

Dia tidak merasakan [Fear]. Di Yggdrasil, anggota guild atau teman satu tim tidak bisa menyerang satu sama lain. Meskipun peraturan ini seharusnya tidak berlaku lagi, tapi tetap saja harus dipastikan dahulu.

"Selama yang aku ingat, kemampuan Aura tidak akan berefek negatif ke sekutunya."
"Huh?"

Aura tidak bisa menahan tatapannya. Mare, yang ada disampingnya, juga mengeluarkan ekspresi yang sama. Momonga bisa menebak dari ekspresi mereka berdua bahwa kejadiannya bukan seperti itu.

"Apakah aku salah mengingatnya?"
"Ya, saya bisa dengan bebas merubah jarak jangkauan efeknya, mungkin anda lupa dengan hal ini?"

Peraturan yang melarang kawan menyerang satu sama lain benar-benar tidak efektif. Mare yang berada di dekatnya kelihatannya tidak terkena, tapi mungkin karena dia memakai item yang mencegah efek tersebut.

Item Artifak yang dipakai Momonga tidak memiliki daya tahan terhadap efek ini, apakah itu karena dia adalah Undead? Mengapa Momonga tidak merasakan [Fear]?

Ada dua spekulasi. Entah dia mengandalkan kekuatan dari basic ability untuk menahannya. Atau karena kemampuan spesial yang dia milikinya, yaitu "The Spirit of the deceased" (Spirit dari yang telah tiada).

Karena dia tidak tahu yang mana yang benar, Momonga bermaksud melakukan percobaan lebih jauh.

"Bisakah kamu mencoba menggunakan efeknya pada orang lain?"

Aura memiringkan kepalanya dan membuat suara aneh, Sekali lagi, mengingatkan Momonga pada anak anjing dan dia tidak bisa menahan diri untuk mendekat dan mengelus kepala Aura.

Rambutnya selembut sutra dan terasa sangat nyaman. Karena Aura tidak menunjukkan rasa tidak nyaman, Momonga tidak bisa menahan diri untuk menyentuh wajahnya pula. Tapi mata Mare yang memandang dari samping membuat Momonga berhenti. Apa yang menyebabkan Mare seperti ini? Setelah menerka sebentar, Momonga melepaskan tangannya dan mengusap rambut Mare dengan tangan lain. Rambut Mare terasa lebih bagus, ketika Momonga memikirkan hal ini, akhirnya dia teringat sesuatu:

"Aku butuh sesuatu darimu. Bermacam-macam percobaan sedang dalam proses..... Yang mana aku ingin meminta bantuanmu untuk itu."

Meskipun masih gembira, segera setelah Momonga melepaskan tangannya dari kepala mereka, mereka mengeluarkan rasa malu meskipun entah bagaimana bercampur dengan rasa bangga.

Aura dengan gembira merespon:

"Ya, saya akan melakukannya! Momonga-sama, silahkan minta apapun."

"Pertama tunggu dulu-----"

Momonga membawa tongkat yang melayang ke tangannya. Ada kemampuan saat ini dari tongkat tersebut, dan diantara kemampuan yang banyak itu, Momonga memilih perhiasan dekorasi di tongkatnya.

Item dengan Level Kemampuan Artifak (Artifact-ability level) bernama "Moon Jade" -------disebut Moonlight Wolf.

Dia akan memanggil 3 hewan buas keluar tiba-tiba. Karena efek Magic Pemanggilan Monster (Monster Summmon Magic) disini dan di Yggdrasil sama, Momonga tidak kaget.

Moonlight Wolf dan Siberian Wolf sangat mirip, kecuali yang pertama memancarkan cahaya perak. Diantara Momonga dan Moonlight Wolf ada ikatan yang mengagumkan, terlihat dengan jelas siapa masternya.

"Moonlight Wolf ya?"

Suara Aura menunjukkan bahwa dia tidak mengerti apa maksudnya memanggil monster selemah itu.

Moonlight Wolf cukup gesit dan bisa digunakan untuk meluncurkan serangan tiba-tiba, tapi level mereka hanya sekitar 20 an. Dari perspektif Momonga dan Aura, sangat jelas sekali ini adalah monster yang lemah. Tapi untuk tujuan tertentu, level monster tersebut dirasa cukup. Tidak, semakin lemah maka semakin baik.

"Okay, aku akan memasukkannya ke dalam jarak dari efek nafasku."
"Hm? Apakah kamu bisa?"
"Tidak masalah."

Momonga ragu untuk memaksa Aura melakukannya. Sekarang ini situasinya sudah tidak sama lagi dengan saat di dalam game, ada kemungkinan dia tidak akan mematuhinya. Ada juga kemungkinan kemampuan Aura tidak bisa digunakan dengan baik. Untuk mengatasi situasi ini, dia harus melibatkan pihak ketiga, maka diputuskan untuk memanggil Moonlight Wolf.

Serigala itu terengah-engah, tetapi Momonga tidak merasakan rasa tidak enak apapun. Dia mencoba untuk bersantai dan jelas sekali tidak ada perasaan aneh. Dia juga berada dalam jarak yang sama dengan Moonlight Wolf yang kelihatannya sudah terkena skill Aura, jadi dia yakin bahwa kemampuan Aura benar-benar sudah aktif.

Dari pengalaman ini bisa disimpulkan bahwa fungsi skill yang mempengaruhi mental tidak mempengaruhi Momonga. Itu artinya ----

Di dalam game, bagi ras sub-human dan ras lainnya, ketika salah satunya mencapai hirarki ras yang ditentukan sebelumnya, maka dia akan mendapatkan kemampuan spesial dari ras ini. Khususnya ras Lich, seperti Momonga, juga punya kemampuan spesial yang lain ----

Setiap hari, seseorang bisa memanggil undead tingkat tinggi berjumlah 4, undead tingkat sedang berjumlah 12, undead tingkat rendah berjumlah 20, negative contact, desperate Aura V [Instant Death], negative guard, dark soul, dark light, immortal blessing, kemampuan untuk menegasi damage level IV, Thrusting Weapon Resistance level V, Slashing Weapon Resistance Level V, High-Tier Repel Resistance level III, Hight Tier Magic Invalidation level III, Menghapus serangan berproperti Es/Asam/Listrik, Menguatkan Pandangan Magic / Tembus pandang.

Dan juga kemampuan tambahan dengan level profesional--- Menguatkan Magic instant death, Ahli Dark Ritual (Ritual kegelapan), aura immortality (keabadian), Membuat Undead dan banyak lagi lainnya. Kemampuan spesial yang mendasar adalah Undead. Fatal Blow Invalidation, Fungsi Serangan Repel menjadi tidak efektif, Menghapus Makan/Racun/Sakit/Tidur/Instant Death/Paralisis, magic necromancer, Tahan terhadap flesh damage, tidak memerlukan oksigen, menghapus debuff, tahan terhadap drain energy (pencurian energi), kemampuan memulihkan energi negatif, dan penglihatan malam.

Tentu saja ada juga kelemahan terhadap semua hal yang positif: Rawan terhadap Light dan Sacred Attack level IV, Rawan terhadap assault weapon level V , Sacred damage punishment level II, Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan api menjadi dobel dan lain sebagainya.

---Kemampuan dasar ini dipelajari sebagai Undead dan kemampuan spesial diperoleh ketika upgrade. Kemampuan Momonga sangatlah tinggi.

"Jadi, dengan hasil ini.. Terima kasih. Aura, apakah kamu punya pertanyaan?"
"Tidak, tidak juga."
"Ini sudah cukup - kembalilah sekarang."
Tiga ekor Moonlight Wolf menghilang tanpa jejak.

"... Momonga-sama, apakah anda datang ke lantai kami hari ini untuk melakukan percobaan?"

Mare juga menganggukkan kepala.

"Huh? Ah, bukan itu. Aku kemari untuk berlatih."
"Berlatih? Huh? Momonga-sama, anda?"

Mata Aura dan Mare semakin lebar hingga terlihat seperti hampir copot. Itu pasti membuat mereka kaget jika aku, seorang Pemimpin tertinggi dan juga Penguasa Makam Nazarick, tidak tahu mantra magic. Reaksi ini sudah diduga oleh Momonga dan dengan cepat dia membalas:

"Ya."

Mendengar balasan singkat dari Momonga, ekspresi Aura kembali normal. Momonga cukup puas dari reaksi yang diduga.

"Maaf, boleh saya bertanya, kalau begitu, senjata tingkat tertinggi apa yang bisa Momonga-sama gunakan, yang legendaris?"

"Yang legendaris?" Momonga kelihatannya agak bingung, tapi setelah melihat mata Mare yang berkilau, dia menyadari bahwa pertanyaan ini adalah pertanyaan jujur tanpa ada niat jahat apapun.

"Ini dia... senjata yang dibangun bersama oleh para anggota guild. Sebuah senjata dari pemimpin tertinggi, tongkat Ooal Gown."

Momonga mengangkat tongkatnya lalu tongkat tersebut tiba-tiba memancarkankan cahaya yang indah. Namun, di sekeliling cahaya tersebut, ada bayangan tidak menyenangkan dan bergetar, yang hanya terlihat jahat.

Momonga terdengar lebih bangga dari sebelumnya dan suaranya juga terdengar gembira:

"Tongkat ini, yang terukir padanya, tujuh ular dan permata, setiap buahnya adalah sebuah artifk dengan level relic. Karena termasuk satu seri item, ketika sudah selesai dibuat, kekuatan yang dahsyat pun akhirnya terlihat. Kami menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk melengkapi seluruh koleksinya. Aku tidak tahu berapa banyak monster yang kami lawan untuk bisa mendapatkan harta ini.. bukan hanya itu, tongkat ini bisa lebih baik dari level artifak itu sendiri dan bisa disejajarkan dengan item legendaris. Dan kemampuan paling hebat yang dimilikinya adalah, bertempur otomatis... Ahem."

....Momonga terlalu gembira. Meskipun di masa lalu teman-temannya itu membuat tongkat itu bersama-sama, karena tongkat tersebut tak pernah keluar dari ruang takhta, tak pernah ada kesempatan untuk memamerkannya. Ketika sekarang telah keluar, dia ingin menunjukkannya kepada yang lain. Meskipun Momonga ingin melanjutkan untuk pamer, emosinya menghentikannya.

Dia terlalu malu...

"..begitulah."
"Wow, kuat sekali..."
"Anda adalah yang terkuat, Momonga-sama!"

Mata dari dua orang anak itu berkilauan, hampir membuat Momonga tertawa. Usaha untuk menahan tawanya hampir saja membuyarkan ekspresinya - pada asalnya, tak ada ekspresi untuk sebuah tengkorak -- lalu dia melanjutkan:

"Jadi aku akan membuat sebuah percobaan dengan tongkat ini dan aku harap kamu bisa membantuku."
"Ya! Kami akan segera mempersiapkannya. Lalu.. kita bisa melihat kekuatan dari tongkat ini?"
"Ya, tentu saja. Aku akan membiarkanmu merasakan sendiri senjata terkuat yang aku bisa gunakan."
"Menakjubkan!" - Aura berteriak kegirangan dan meloncat-loncat.

Mare mencoba untuk menyembunyikannya, tapi telinga panjangnya gagal untuk berhenti gemetar, bukti dari rasa gembiranya. Ini buruk, aku butuh ekspresi serius, oleh karena itu tidak bisa santai. Momonga mengingatkan dirinya sendiri untuk mempertahankan kehormatan sebagai seorang pemimpin.

"..Ada satu hal lagi Aura. Aku telah memerintahkan semua guardian lantai untuk kemari. Mereka akan segera berkumpul disini dalam waktu kurang dari satu jam."
"Huh? kalau begitu kita harus siap."
"Tidak, itu tidak perlu, kita akan menunggu saja hingga mereka datang."
"Ah, setiap guardian lantai? kalau begitu Shalltear akan datang juga?"
"Ya, semua guardian lantai."
".....Oh."

Telinga panjang Aura tiba-tiba mulai menurun.

Tidak seperti Aura, Mare terlihat lebih sedikit bergerak. Menurut bahasa tubuh mereka, Aura dan Shalltear tidak suka satu sama lain, tidak seperti Mare. Apa yang akan terjadi sekarang? Momonga menghela nafasnya dengan lembut.

Prev | Index | Next


Download Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 1 , Baca Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 1 , Download Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 1, Baca & Download Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 1 Lengkap , Download Manga Subtitle Indonesia , Baca manga subtitle indonesia , Download & Baca Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 1 Lengkap , Download Manga Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 1, Download Manga Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 1, Download Manga Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 1, Baca Manga Overlord - Vol 1 - Chapter 2 Part 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar